Kamis, 08 Juni 2017

Sastra Apokaliptik

Waktu Aku membinasakan engkau, langit akan Kututup dan bintangnya Kubuat berkabut. Matahari Kututup dengan awan dan bulan, cahayanya tak disinarkan. -- Yehezkiel 32:7
Di depannya bumi gemetar, langit bergoncang; matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya. -- Yoel 2:10
Itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel: Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku... Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.  -- Kisah Rasul 2:16-21

"Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit. -- Markus 13:24-27

Sebagian nubuat nabi Yesaya, Yoel, Zakharia, Yehezkiel dan Daniel dikenal sebagai sastra apokaliptik, yaitu jenis sastra yang melihat dari/melalui kondisi penderitaan yang sedang mereka alami (masa pembuangan) ke kedatangan penghukuman dari Allah atas segala kejahatan yang sekaligus memberikan kelepasan kepada umat-Nya untuk akhirnya menegakkan tatanan dunia dan kosmos baru. Dalam sastra ini bahasa realistis banyak bercampur dengan bahasa simbolis/fantasi. Misalnya bintang-bintang bisa merujuk ke benda-benda angkasa bisa juga dimaksud sebagai para pemimpin berpengaruh. Atau, berbagai gejala perubahan katastrofis di bumi dan dilangit seperti gempa, perubahan ekologis fatal, atau berbagai malapetaka astronomis boleh jadi juga membawa pesan teologis spiritual tentang penghukuman Allah atas dunia yang cemar oleh dosa. Pada saat penyaliban Yesus matahari menjadi gelap mengisyaratkan murka Allah yang sedang berlangsung yang harus Yesus tanggung demi menyelamatkan kita dari dosa; dalam Kisah Rasul nubuat Yoel tentang matahari gelap, bintang berjatuhan dan kuasa-kuasa langit goncang dikaitkan Petrus dengan pencurahan Roh Kudus -- berarti, ketika kemuliaan Allah dinyatakan cahaya alami praktis tidak dapat menandingi cahaya kemuliaan wajah Allah (ini juga dirujuk dalam kitab Wahyu 22:4-5).

Maka nubuat catatan Markus ini sejajar sastra apokaliptik sesungguhnya membawa peringatan keras bagi orang dan dunia yang berkanjang dalam kejahatan, tetapi sekaligus juga memberikan penghiburan, pengharapan akan keselamatan kekal yang akan rerealisasi penuh bagi orang pilihan-Nya. Dalam keadaan dan di lokasi apa pun kita berada -- bukan saja di ujung bumi tetapi bahkan sampai ke ujung langit -- jika kita sungguh percaya Injil Kerajaan oleh Yesus Kristus, hidup tekun dan setia di dalamnya, kita pasti terbilang dan terhisab umat bahagia Kerajaan kekal-Nya. Amin. Maranatha. Jadilah dan datanglah segera ya Raja Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar