Rabu, 28 Juni 2017

Berkat-Janji-Tanda

Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. ...Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia: Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi. Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi." Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.(bacalah Kejadian 9)

Generasi baru, dunia baru, era baru -- terdengar indah bukan? Apabila kita menempatkan diri di situasi Nuh cs kita menyadari bahwa sangat mungkin mereka dalam keadaan gentar, limbung, putus asa. Bayangkan perasaan mereka sementara air berangsur-angsur menelan melumatkan semua yang ada di permukaan bumi -- bersyukur namun juga gentar! Bayangkan ketika beberapa bulan sesudah pemusnahan lokal-regional-global itu mereka keluar dari bahtera -- bagaimana kesan mereka tentang Allah, tentang hidup, tentang bumi ini menyaksikan tanda kematiandi mana-mana? Pepohonan dan bangkai binatang serta manusia yang membusuk. Meski mereka selamat mungkin sekali tidak ada kekuatan dari dalam potensi dan kapasitas manusiawi mereka sendiri untuk melangsungkan kehidupan! Allah mengerti kebutuhan mereka akan penguatan pasca pengalaman traumatis! Ia memberi berkat-Nya: meneguhkan kembali berkat dan amanat-Nya untuk mereka beranak-cucu, mengembangkan bumi disertai peluasan tentang binatang kini menjadi bagian dari menu mereka. Ia memberi mereka janji-Nya -- perjanjian yang lingkupnya bersifat alami dan hakikatnya merupakan perjanjian sepihak. Ia sendiri sebagai pembuat perjanjian akan memastikan bahwa kehidupan tidak akan lagi dimusnahkan dengan cara yang sama. Tidak cukup janji, Ia lalu memberikan tanda alami -- pelangi. Bentuk pelangi adalah persis seperti busur namun dalam posisi terbalik -- bukan diarahkan ke bumi tetapi ke langit. Tanda yang merupakan gejala alami setiap kali terjadi hujan lalu patikel-partikel air di udara berbenturan dengan cahaya terjadilah efek prismatik yaitu keluarnya spektrum warna-warni indah yang merangkuli bumi. Kini gejala alami ini diberi makna teologis tentang gencatan senjata di pihak Allah, tentang rangkulan rahmat dan anugerah-Nya atas hidup yang Ia ciptakan dan selamatkan. Dan, tiap kali tanda itu muncul -- manusia melihatnya diingatkan akan perjanjian Allah, Allah melihatnya mengingat" akan janji-Nya sendiri. 

Untuk orang percaya, tanda yang berfungsi ganda mengingatkan kita dan Allah itu adalah Salib Yesus Kristus. Melihat salib-Nya kita diyakinkan, diteguhkan, dikuatkan akan karya penyelamatan Allah untuk kita dan kasih-Nya untuk seisi dunia. Yesus yang pernah tersalib-bangkit-naik dan kini bersyafaat bagi kita di surga, menjadi pengingat di hati Allah dalam kekekalan akan semua umat kepunyaan-Nya yang kini masih harus berjuang mewujud-nyatakan tanda-tanda keselamatan itu. Maka, hanya jalan salib adalah jalan untuk kehidupan berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar