Jumat, 18 November 2011

Hikmat


Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
Amsal 3:13


Langkah apa harus Anda ambil bila ingin mendapat karunia hikmat? Menurut Alkitab ada dua prasyarat.

            Pertama, kita harus belajar menghormati Allah. Takut akan TUHAN adalah permulaan segala hikmat (Mzm. 111:10). Sebelum kita rendah hati dan terbuka untuk diajar, berdiri takjub di hadapan kekudusan dan kedaulatan Allah, sambil mengakui kekecilan kita, tidak memercayai pemikiran sendiri, serta bersedia untuk mengalami penjungkirbalikan pemikiran kita, hikmat ilahi tidak dapat menjadi milik kita. Perlu ditakuti bahwa banyak orang Kristen menghidupi kehidupan yang tidak rendah hati dan yang sombong yang akhirnya sama sekali tidak memiliki hikmat dari Allah. Alkitab berkata, “hikmat ada pada orang yang rendah hati” (Ams. 11:2).

            Lalu, orang harus belajar menerima Firman Allah. Hikmat hanya ditempa ke dalam mereka, ya hanya mereka, yang mengaitkan diri dengan penyataan Allah. “Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku,” – mengapa? – “sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan” (Mzm. 119:99). Paulus menasihati orang Kolose, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat…” (Kol. 3:16).

            Bagaimana kita melakukannya? Dengan jalan membenamkan diri dalam Alkitab, seperti nasihat Paulus kepada Timotius (dan waktu itu ia berpikir tentang Perjanjian Lama!), sebab Alkitab “sanggup menuntun engkau kepada keselamatan” dalam iman kepada Kristus, dan untuk menyempurnakan manusia Allah “bagi setiap perbuatan baik” (2Tim. 3:15-17).


Kapankah terakhir Anda membaca seluruh isi Alkitab? Apakah Anda memakai waktu untuk membaca Alkitab sama lamanya untuk membaca surat kabar?

Tuhan, aku butuh hikmat-Mu untuk situasi ini… Tolongku mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menerima hikmat.

Dikutip dari buku Bapa Surgawi Mengasihimu - oleh Dr. James I. Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar