Kamis, 03 November 2011

Kerja adalah Arena untuk Menyatakan Iman

Allah memanggil orang untuk bekerja dalam rangka mencapai kesempatan untuk mewartakan dan memodel realitas iman kita. Melalui pekerjaan kita memiliki kesempatan untuk membangun hubungan dan mendemonstrasikan perhatian dan kepedulian untuk orang yang dengannya kita mungkin tidak memiliki hubungan. Hubungan ini menyediakan cara-cara berarti yang melaluinya Allah memberi kita arena untuk menghidupi iman kita. Perjanjian Baru menasihati gereja mula-mula untuk selalu rajin bekerja untuk menjaga kehormatan mereka dalam komunitas. Pertama Tesalonika 4:11-12 mengatakan itu demikian: “Anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka.” Pekerjaan adalah suatu peluang untuk memenangkan respek dari komunitas. Tanpa ragu Paulus mengandaikan bahwa alasan untuk seorang memiliki respek adalah memastikan bahwa tidak ada rintangan bagi penyataan yang menarik dari imannya. Kebanyakan pendeta atau misionaris tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengkomunikasikan nilai-nilai spiritual yang terpercaya dalam lingkungan kerja. Mereka tidak mengenal orang atau bisnis, tidak dapat terhubung dengan gumulan hari lepas hari yang kita hadapi di pekerjaan, dan kemungkinan besar akan dipandang sebagai orang luar yang tidak sanggup mengatakan banyak hal ke lingkungan bisnis. Kita, di pihak lain, mengenal mereka, bekerja di samping mereka hari lepas hari, menjalani kesukaran-kesukaran bersama mereka dan memberi mereka kesempatan untuk melihat iman kita dalam praktik nyata (asal kita menghidupinya dengan baik) hari lepas hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar