Rabu, 09 November 2011

Senjata Allah (2)




Berdirilah tegap… pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat.
Efesus 6:14-16


Serdadu infantri Romawi membawa perisai besar di depannya untuk menangkis semua anak panah sementara ia maju ke wilayah perang terbuka. Panah-panah itu seringkali berupa nyala api yang ditempelkan ke mata anak panah untuk menimbulkan kerusakan ganda di sasaran yang terkena. Prajurit Kristen harus menghadapi “anak panah berapi” dari Iblis dan untuk itu ia perlu perisai iman.

            “Iman” di sini memiliki dua aspek. Pertama, kepercayaan kita akan janji-janji Allah. Allah telah berkata Ia tidak akan meninggalkan atau membuang umat-Nya; iman berarti berpegang erat pada janji itu dan memegangnya ke hadapan Iblis ketika ia datang dan berkata (atau mendorong kita berkata kepada diri kita sendiri), “Itu terlalu berat. Kamu tak akan berhasil. Menyerah sajalah.”

            Juga, iman adalah fokus kita pada Anak Allah. Penulis surat Ibrani mendorong kita untuk menatap ke “Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibr. 12:2). Yesus memelopori jalan yang harus kita tempuh, dan kini bersama Bapa dalam kemuliaan. Kita pun akhirnya akan tiba di sana jika kita menatap kepada-Nya yang mengetahui apa yang akan kita lalui dan yang selalu mendampingi kita, menolong kita. Kita akan maju, dan Iblis tidak akan bisa menghentikan kita.


Apakah imanku perisai bagiku tiap hari? Apakah aku bergantung pada janji-janji Allah dan menatap kepada Yesus?

Tuhan, tolong aku mempertimbangkan Engkau yang telah yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa (Ibr. 12:3).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar