Jumat, 06 April 2018

Akar Alkitabiah

Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu--kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. -- 1 Korintus 15"1-2

Dalam perjalanan misi Paulus yang kedua tiga kota yang merupakan pusat peradaban Yunani, dicapai oleh Injil. Atena, Korintus dan Efesus tepat dibilang mewakili pusat intelektualitas, perdagangan dan spiritualitas dunia Yunani ketiganya dicapai oleh Injil yang Paulus beritakan sesuai catatan Kisah Para Rasul 17 dan 18. Di ketiga kota itu Injil yang Paulus beritakan berhasil memenangkan beberapa orang yang boleh disebut tokoh dalam komunitas setempat menjadi pemercaya Kristus. Termasuk di Korintus yang boleh dianggap sebagai mengkonsentrasikan tiga ciri peradaban Yunani -- komersialitas, intelektualitas, dan spiritualitas -- Injil Yesus Kristus berhasil menanamkan jemaat.
Lalu selang berjalannya waktu Paulus mendengar berbagai perkembangan yang tidak menyukakan hatinya tentang para pemercaya di Korintus. Benih yang telah tumbuh di tanah komersialitas, spiritualitas, intelektualitas dunia itu terancam menjadi "sia-sia" -- bantut, tidak mengakar, tidak tumbuh sehat dan kuat -- bagaikan benih dalam perumpamaan Yesus yang masuk ke tanah berbatu-batu, atau yang tumbuh terjepit di antara semak duri. Ini sebabnya Paulus mengemukakann kembali intisari Injil -- euangelion, kabar baik tentang Yesus Kristus yang mati dan bangkit yang seharusnya menjadi penentu seluruh segi kehidupan sementara dan kekal, inelektualitas, spiritualitas, finansial, moralitas,... bahkan politis pun. 
Bahaya lupa akar, mengabaikan fondasi bangunan iman, menyepelekan tradisi doktrinal alkitabiah sungguh mengancam baik orang tua maupun orang muda, baik jemaat Korintus yang baru sekitar 6 tahunan sejak mulanya menerima Injil yang Paulus beritakan maupun diri kita, keluarga kita, gereja kita yang mungkin baru beberapa tahun percaya atau sudah lebih dari setengah abad tumbuh. Percaya, menjadi selamat, mengalami kuat kuasa pembaruan dari kematian dan kebangkitan Yesus adalah peristiwa berkesinambungan, bukan sekali mulai otomatis selesai tuntas. Percaya, kehidupan spiritualitas dan ke semua serta ke keseluruhan segi dampaknya adalah kenyataan yang berproses -- pertumbuhan akar ke dalam (yang tidak kasat mata di publik) dan perkembangan pembuahan ke luar harus dipastikan berlangsung terus sehat dan benar sesuai dengan euangelion, kabar baik tentang Yesus Kristus sebagaimana yang Kitab Suci ajarkan. Apabila akar/fondasi mulai goyah ada kemungkinan seluruh pertumbuhan di atas dan keluar akan bantut, melenceng, dan akhirnya "sia-sia percaya." Karena itu, peliharalah akar / fondasi, tradisi Injil yang sesuai kata Kitab Suci!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar