Selasa, 24 April 2018

Bangkit dan Baptis

Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal? -- 1 Korintus 15:29


Baptis adalah masuk-menyatu ke dalam kematian dan kebangkitan Yesus melalui tindakan dibenamkan ke dalam dan keluar dari air baptisan. Melalui baptisan orang yang menerima baptisan memulai kehidupan imannya kepada Yesus Kristus yang mati dan bangkit baginya. Ia dibasuh dari dosa-dosanya yang lama, memulai kehidupan yang baru dengan kuat-kuasa kematian Yesus yang telah menjadi korban karena dosa-dosa dan dengan kuat-kuasa kebangkitan Yesus yang menang atas semua kekuatan iblis, dosa, dunia dan maut.
Maka kepada ritus baptisan (dibaptis untuk orang mati) apa Paulus merujuk di sini, tidak jelas. Menurut Leon Morris (Commentary 1 Corinthians, Tyndale) ada sekitar 30-40 penjelasan telah diusulkan oleh para penafsir dengan berbagai argumen mereka yang masing-masing tetap menyisakan ketidakjelasan. Misalnya, 1) ini maksudnya dibaptis ke dalam Kristus yang mati (berarti kalimatnya harus diubah: dibaptis "ke dalam orang mati [tunggal]"), 2) ini bukan baptisan tetapi pembasuhan (jika pembasuhan jenazah mengapa kalimatnya beda; jika pembasuhan orang hidup untuk jenazah apa hubungannya dengan kebangkitan?), 3) dibaptis sebagai orang yang mati dan bangkit ke dalam Kristus (seperti uraian awal di atas), 4) orang hidup dibaptis sebagai wakil orang percaya yang menunda baptisan sampai keduluan mati, 5) "baptis" adalah gambaran untuk berbagai kesulitan dan penderitaan iman seperti yang dijelaskan di ayat 30 (tetapi ini pemakaian "baptis" yang tidak lazim), 6) mereka dibaptis dengan pengharapan sesudah mati nanti akan dibangkitkan (kalimatnya tidak berkata demikian), 7) orang dibaptis karena melihat kesaksian hidup indah orang percaya yang kemudian mati. Dua yang terakhir adalah pandangan yang paling tidak bermasalah secara doktrin alkitabiah.
Intinya, Paulus sedang melancarkan rangkaian argumen yang mendukung atau yang diturunkan dari kebangkitan Yesus Kristus dan kebangkitan orang yang di dalam Yesus Kristus. Terlepas dari apa sesungguhnya ritus baptis yang dirujuk Paulus, maksud dia jelas bahwa tanpa kesejatian kebangkitan Yesus Kristus maka berbagai ritus iman menjadi tidak bermakna. Semua tindakan spiritualitas kita dalam keseharian, doa, baca Alkitab, hidup taat, bersaksi, memuji Tuhan, beribadah, melayani, dlsb. menjadi hampa makna dan sia-sia apabila tidak ada kebangkitan Yesus Kristus dan kebangkitan kita kelak. Syukur semua spiritualitas yang sungguh kita jalani dalam kesatuan dengan Yesus Kristus adalah hal-hal yang bermakna -- bagi kita khususnya, dan juga bagi Allah Tritunggal. Puji Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar