Rabu, 18 April 2018

Dasar Kebangkitan Kita

Tetapi yang benar ialah ini, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah mati. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. -- 1 Korintus 15:20-22

But now Christ has been raised from the dead; He became the firstfruit of those having fallen asleep. For since death is through man, also through a Man is a resurrection of the dead; for as in Adam all die, so also in Christ all will be made alive. (Terjemahan LITV sebagai perbandingan)

Kebangkitan Yesus Kristus bukan hanya fakta tentang diri-Nya sendiri, bukan saja menggugurkan asumsi bahwa tidak ada kebangkitan, bukan juga hanya menjadi dasar yang teguh bagi kenyataan yang sudah dapat dialami orang percaya  dulu dan kini yaitu kelepasan dari dosa; Kebangkitan Yesus Kristus juga adalah dasar bagi pengharapan pasti akan terwujudnya kebangkitan semua yang percaya dalam Yesus Kristus. Nada pasti, sukacita, dan harap penuh ini diungkapkan Paulus dengan dua kata yang mengawali nas ini: "Tetapi kini."
Kematian-kebangkitan Yesus Kristus menelanjangi kesalahan anggapan tentang arti kematian. Dalam falsafah keagamaan yang melihat tubuh sebagai sumber dosa, kematian dilihat sebagai jalan keluar dan kebangkitan justru tidak diingini. Dalam ajaran Alkitab kematian adalah akibat dari jahatnya dosa yang memisahkan manusia dari sang Sumber Hidup. Maka kematian Yesus Kristus selain menanggung akibat dosa juga adalah tindakan untuk melumpuhkan kuasa dosa dan sengat maut sampai malah menghasilkan hidup. Itulah sebab untuk orang percaya maut disebut Paulus sebagai MUSUH terakhir -- bukan jalan keluar -- yang masih harus dihadapi semua orang, namun tidak lagi menakutkan bagi orang percaya sebab sengat maut sudah tercabut dan dilumpuhkan kedahsyatannya oleh Ia yang mati dan bangkit. 
Paulus menunjuk kepada fakta sejarah yang menjadi pangkal penyebab keharusan semua orang untuk mati, yaitu satu tindakan dosa Adam. Terjemahan LAI memasukkan "dalam persekutuan" yang menjelaskan bagaimana prosesnya sampai di dalam Adam terjadi kematian, sedangkan di dalam Kristus terjadi kebangkitan. Ada beberapa teori doktrinal tentang hal ini: 1) Secara jasmani Adam kepala umat manusia menampung "benih" semua manusia, sehingga perbuatan dosanya menyebabkan seluruh benih di dalam dirinya ikut berdosa dan ikut ternoda dosa; 2) Secara federal: Adam kepala seluruh umat manusia bertindak bukan saja sebagai diri pribadinya sendiri tetapi juga sebagai wakil dari semua manusia yang diwakilinya. Maka semua tindakan dan akibat perbuatan Adam melibatkan semua manusia. Tetapi bagaimana kebangkitan Yesus Kristus berakibat pada semua orang percaya? Jelas  bukan melalui benih biologis, juga bukan hanya melalui perhitungan otomatis seperti dalam poin 2) di atas melainkan karena 3) persatuan iman yang riil. 
Yesus Kristus adalah kebangkitan sebagai yang sulung -- berarti semua orang mati yang dicatat Alkitab pernah hidup kembali bukan kebangkitan dengan tubuh kemuliaan melainkan hidup lama dihidupkan kembali untuk kemudian mati lagi. Yang akan terjadi nanti dan yang kini boleh menjadi pengharapan besar yang menguatkan, menghibur dan memberi daya besar bagi semua orang percaya ialah bahwa kelak kita akan diberikan tubuh kemuliaan seperti Yesus Kristus. Tubuh yang tidak lagi mengalami parahnya akibat dosa, yang tidak lagi sakit dan lemah, melainkan tubuh kebangkitan dengan segala kehebatan energi dan kedahsyatan kemuliaannya. Puji Tuhan! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar