Sabtu, 14 April 2018

Menolak Ajaran Salah

Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.  -- 1 Korintus 15:13-16

Mengapa ada pengajaran yang rupanya diterima atau membuat ragu jemaat di Korintus, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Pertama, dari penyimpulan atas mengamati kenyataan -- setiap orang yang mati tidak pernah ada yang bangkit hidup kembali, maka tidak ada kebangkitan orang mati. Ini sudah dikonter oleh Paulus bahwa ada banyak sekali saksi berjumpa dengan Yesus Kristus selama 40 hari sebelum Kenaikan-Nya ke surga. Karena itu kesimpulan dari pengamatan fakta-fakta bumiah ini gugur oleh kenyataan Yesus Kristus sungguh bangkit. Kedua, dari praanggapan kebanyakan filsafat Yunani dan juga agama-agama dunia ini bahwa tubuh adalah penyebab berbagai masalah dan kesengsaraan: dosa, penyakit, kelemahan, penuaan, dlsb. Maka yang esensial adalah roh dan kerohanian. Bahkan keselamatan diartikan sebagai keluputan atau lepasnya roh dari tubuh. Maka, mengajarkan bahwa ada kebangkitan berarti kembali kepada kehidupan bermasalah dan sengsara. Yang lebih baik adalah tidak ada kebangkitan, supaya roh bebas dari berbagai masalah dan sengsara.
Maka jelas di sini ada dua posisi saling bertentangan antara posisi falsafah keagamaan yang tidak menghendaki kebangkitan lalu menganggap kebangkitan tidak ada di satu pihak vs fakta bahwa Yesus sudah bangkit dengan banyak sekali saksi mengalami perjumpaan dengan-Nya dan bahwa ini sesuai dengan ajaran Kitab Suci. Jadi bukan saja kebangkitan Yesus Kristus harus ditegaskan, ajaran bahwa tidak ada kebangkitan pun harus ditolak. Sebab ajaran merupakan bangunan atau jejaring yang kait mengait dengan ajaran-ajaran lainnya. Jika tidak ada kebangkitan, maka Yesus Kristus tidak mungkin bangkit, berarti kesaksian dan ajaran para rasul tidak benar, maka mereka adalah penyaksi-pengajar-rasul palsu dan seluruh Kekristenan runtuh. Sebaliknya karena Kitab Suci mengajarkan ada kebangkitan, maka dan terbukti Yesus Kristus sungguh bangkit, jadi kesaksian dan ajaran para rasul benar, maka Kekristenan benar. 
Tiga kesimpulan perlu ditarik dari apologetika Paulus ini: 1) jangan sembarang menerima ajaran, pemikiran, asumsi dan praktik yang datang dari dunia ini yang bertolak belakang dengan ajaran Kitab Suci dan fakta-fakta perbuatan Allah; 2) perlunya sungguh mengakar dalam Kitab Suci dan tumbuh dalam pengalaman yang riil akan Tuhan yang hidup dan memakai seluruh kapasitas manusiawi yang dikuduskan untuk mengenali keterhubungan pokok-pokok iman Kristen; 3) sanggup berapologetika bukan sekadar untuk mengalahkan orang lain tetapi untuk "menyelamatkan orang yang disesatkan" ke dalam kebenaran Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar