Rabu, 25 April 2018

Bangkit dan Berjuang

Dan kami juga--mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati". -- 1 Korintus 15:30-32


Sukacita dan bahaya senantiasa mengiringi para hamba Tuhan yang setia. Paulus kini mengajukan argumen dari pengalaman pribadinya mengapa kebagkitan Yesus Kristus di masa lalu dan kepercayaan akan kebangkitan orang percaya di masa depan adalah fakta dan janji yang sangat berpengaruh kuat dalam ia menjalani pelayanan misinya. 
Pertama, tiap saat (harfiah: jam) ia harus menghadapi bahaya, tiap hari ia harus berhadapan dengan maut. Bandingkan pernyataan Paulus ini dengan beberapa pernyataan lainnya, seperti di Roma 8:36 dan 2 Korintus 1:8-10. Tentang bahaya, di catatan Lukas tentang perjalanan misi Paulus kita ketahui bahwa baik di perjalanan darat atau laut, baik ketika ia memproklamasikan Injil ke kalangan Yahudi atau bukan Yahudi, kalangan intelektual, religius, pejabat negara, sampai ke orang yang dirasuk roh jahat, ia selalu harus berhadapan dengan berbagai perlawanan yang mengancam keselamatan hidupnya. Yang menggelitik kita di ayat 32 ialah pernyataan bahwa ia "telah berjuang melawan binatang buas di Efesus." Ini menimbulkan pertanyaan, sebab di Kisah Rasul Lukas tidak pernah mencatat peristiwa ini. Bisa jadi ini simbol bagi para penguasa (seperti Yesus menyebut Herodes serigala, para rasul menyebut Nero singa), atau memang Paulus pernah diperhadapkan dengan situasi biadab harus bertarung dengan binatang buas. Yang jelas semua ancaman bahaya, kesukaran, bahkan berhadap muka dengan ancaman maut dalam runtut waktu begitu sering dapat ia tanggung karena fakta kebangkitan Yesus Kristus dan pengharapan kebangkitannya kelak dalam kemuliaan.
Di pihak lain pelayanan juga melibatkan sikap dan pengalaman suka dan bangga. Entah maksudnya kesukaan dan kebanggaan dia akan jemaat di Korintus atau kesukaan dan kebanggaan jemaat akan Paulus, suka dan bangga dalam pelayanan dikaitkan di sini dengan kerelaan untuk menanggung berbagai bahaya dan keduanya didasarkan atas keyakinan teguh akan kebangkitan. 
Semestinya sama juga dengan kini kini dan di sini -- sepanjang kita berupaya mengemban berbagai karya Kerajaan dalam keseharian kita, perlu ada energi yang memancar berkelanjutan memberi kita semangat, ketahanan, ketekunan, kekuatan, kegembiraan, keberanian, dst. Tidak ada sumber kuat-kuasa lebih hebat selain dari fakta kebangkitan Yesus Kristus dan keyakinan bahwa itu menjamin kebangkitan kita dalam kemuliaan kelak. Kiranya daya kebangkitan tampak dalam daya juang dan pengabdian kita sepanjang hari-hari kita diberi hidup. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar