Jumat, 14 September 2012

Rindu Allah Dimuliakan


Aku menghormati Bapa-Ku… Aku tidak mencari hormat bagi-Ku. - Yohanes 8:49-50
 

Kesalehan (keilahian) adalah kualitas hidup yang ada dalam mereka yang memuliakan Allah. Orang yang saleh tidak keberatan dikatakan bahwa panggilan tertinggi hidup mereka ialah menjadi alat kemuliaan Allah. Mereka justru menganggap itu sebagai sumber kepuasan dan kepenuhan hidup. Ambisi mereka ialah mengikuti rumusan hidup agung yang Paulus simpulkan tentang Kekristenan: “Muliakanlah Allah dalam tubuhmu,” “entah kamu makan atau minum, atau apa pun yang kamu lakukan, lakukanlah semuanya untuk kemuliaan Allah” (1Kor. 6:20; 10:31). Pengharapannya yang terbesar adalah meninggikan Allah dengan segenap keberadaan dan dalam semua tindakan mereka.

            Seperti Allah sendiri, orang yang saleh sangat cemburuan dan ingin hanya Allah, Allah saja yang dihormati. Kecemburuan semacam itu adalah bagian dari kenyataan bahwa gambar Allah dalam mereka telah mengalami pembaruan. Kini ada doksologi tertulis dalam hati mereka, dan diri mereka tidak pernah sepenuh seperti ketika mereka memuji Allah tentang hal-hal mulia yang Ia telah lakukan dan memohon agar dapat lebih memuliakan Allah seterusnya.

            Kita boleh berkata bahwa melalui doa mereka, mereka dikenal – oleh Allah, jika bukan juga oleh manusia. Doa di tempat tersembunyi adalah sumber kehidupan orang saleh. Dan bila kita bicara tentang doa, kita bukan merujuk ke formalitas santun, hati-hati, terpola, penuh pertimbangan diri yang terkadang dianggap sebagai doa yang sejati. Orang saleh tidak berdoa sambil bersandiwara, sebab hatinya ada di dalam doa. Doa baginya adalah pekerjaan utamanya. Dan beban doanya selalu sama, pengungkapan hasrat terkuat dan terpastinya: bahwa Allah dipermuliakan.

 
Lihat mazmur 21:13(14); 57:5(6); Yoh. 12:28; Matius 6:9.

Jadikan ayat-ayat itu dasar doa dan penyembahan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar