Rabu, 21 Desember 2011

Allah yang Berotoritas

Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: "Memang engkau mandul, tidak beranak, tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram.
Hakim-hakim 13:3-4


Malaikat Tuhan memberitahu istri Manoah bahwa ia akan mendapat seorang putra yang akan hidup sebagai seorang nazir. Ia akan dibaktikan khusus untuk Allah dan menjalani berbagai aturan yang menjadi tanda fakta itu: menjauhi minuman keras dan tidak boleh cukur. Selain itu, istri Manoah pun harus menjauhi minuman keras dan makanan yang tidak halal. Hanya sekali itu dalam Alkitab seorang calon ibu diberi petunjuk sejelas itu. Istri Manoah bisa saja bertanya mengapa ia diberi larangan itu. Jika ia lakukan itu, jawabnya adalah, “Karena Aku berkata demikian.”

            Allah membuat aturan. Ia tidak harus menjelaskan alasannya. Tugas kita adalah menaati. Allah tidak memberitahu istri Manoah mengapa Ia memberi petunjuk tertentu seperti juga Ia tidak menjelaskan kepada Gideon mengapa ia harus mengurangi pasukannya sampai hanya sekelompok kecil. Kita bisa menduga-duga, tetapi akhirnya kita hanya berpegang pada prinsip bahwa Allah anugerah berhak membuat aturan.

            Andai kita berkata, “Tetapi Allah, masakan Engkau ingin aku melakukan itu – tidak beralasan,” kita mungkin tidak akan menerima jawaban kecuali gema perkataan Allah dalam hati nurani kita. Seringkali kesombongan membuat kita menanyakan alasan dan membuat kita enggan. Adam dan Hawa mempertanyakan alasan perintah Allah dan akhirnya tidak taat. Iblis yang mencobai mereka, akan mencobai kita juga dengan cara yang sama. Istri Manoah tidak menanyakan penjelasan, ia taat saja, dan ia menerima berkat yang telah Allah rencanakan bagi mereka.


Andai aku yang diminta Maria (Yoh. 2:5), apa reaksiku?

Tuhan, tolongku memercayai kasih-Mu bahkan ketika Engkau tidak memberiku alasan apa pun.

Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu karangan Dr. James I Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar