Senin, 12 Desember 2011

Gereja Tampak & Tak Tampak

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu… Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Matius 7:22-23


Manusia melihat gereja sebagai suatu masyarakat tertata dengan struktur yang tetap dan daftar keanggotaan. Tetapi gereja dalam arti demikian tidak selalu dapat disamakan dengan gereja yang kudus dan esa yang dibicarakan oleh Alkitab. Jatidiri antara keduanya paling banyak hanya berifat parsial, tidak langsung, dan senantiasa beragam dalam derajatnya.

            Gereja sebagaimana yang Allah lihat, selaku kumpulan orang beriman dalam persekutuan dengan Dia dan satu sama lain, pasti tidak terlihat kepada manusia sebab Kristus dan Roh Kudus serta iman, yaitu realitas yang membentuk gereja, pun tidak terlihat.

            Gereja menjadi kelihatan ketika para anggotanya berkumpul bersama dalam Nama Kristus untuk menyembah dan mendengar Firman Allah. Tetapi gereja yang tampak adalah suatu wujud yang bercampur. Sebagian di dalamnya, meski ortodoks, ternyata bukan orang percaya sejati – yaitu anggota sejati dari gereja sebagaimana yang dikenal oleh Allah – dan karena itu perlu diubahkan. Keanggotaan gereja yang tampak tidak menyelamatkan siapa pun terlepas dari iman dalam Kristus.

            Jika suatu organisasi yang kelihatan seperti itu dapat menjadi gereja Allah yang esa, maka satu-satunya jalan untuk menyatukan kembali Kekristenan yang terbagi adalah dengan mengusahakan suatu gereja super yang internasional. Tetapi faktanya ialah bahwa gereja yang tak tampak, yaitu yang sejati, sudah ada. Kesatuannya dikaruniakan kepadanya oleh Kristus. Tugas ekumenis yang tepat bukanlah menciptakan keesaan gereja melalui penggabungan aliran gereja tetapi dengan mengakui keesaan yang sudah ada dan memberinya ungkapan yang layak di tingkat lokal.

Dalam cara apakah gereja-gereja lokal di mana Anda tinggal saling berkata satu kepada lain dan kepada dunia, “Kami esa adanya”?

Tuhan, ampuni kami untuk pesan yang kami kesankan kepada dunia melalui kegagalan kami untuk mengungkapkan dan mendemonstrasikan bahwa kami satu adanya.

Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu oleh Dr James I. Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar