Minggu, 11 Desember 2011

Gaya Hidup Gereja


Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa… supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
1 Korintus 12:24-25


Gereja lokal seumpama tunas dan contoh dari gereja universal, yang dicipta dalam Kristus oleh Roh Kudus dari Allah. Gereja lokal memiliki kehidupannya sendiri untuk dihidupi, suatu kehidupan yang terjadi karena prinsip berbeda dan tujuan berbeda dari kehidupan dunia sekitarnya. Kehidupan gereja, harus berintikan kasih – suatu kehidupan syukur kepada Allah yaitu dengan jalan berusaha meniru Juruselamat kita dengan mengasihi sesama, dan khususnya mereka yang adalah saudara-saudari seiman kita.

            Kehidupan kasih ini, khususnya adalah kehidupan persekutuan di mana kita berbagi hal baik dari Allah. Tidak ada orang Kristen yang boleh merasa cukup sendiri; kita semua saling membutuhkan sesama dan pemberian Allah kepada kita; kita harus belajar untuk mengungkapkan kasih kita dalam persekutuan Kristen yang saling memberi-dan-menerima. Dan persekutuan kasih ini harus dalam bentuk pelayanan (diakonia – Yunani: pelayanan). “Melalui kasih jadilah pelayan satu kepada lain” (Gal. 5:13). Dalam arti dasar itu, pelayanan gereja adalah panggilan yang kepadanya semua orang Kristen dipanggil.

            Untuk kehidupan pelayanan inilah, di mana setiap bagian tubuh dipanggil untuk berkontribusi (Efs. 4:16), Allah memberikan karunia-karunia. Karunia dan pelayanan saling berelasi: Allah memberikan karunia-Nya kepada masing-masing bukan terutama untuk diri orang itu tetapi untuk dipakai melayani demi kebaikan persekutuan kehidupan tubuh (1Kor. 12:7).
           

Apakah dalam persekutuan gereja kita terdapat sikap saling peduli?

Tuhan, tolongku tidak pernah lupa bahwa kami adalah suatu komunitas adikodrati dengan kehidupan adikodrati mengalir melalui kami dan mempersatukan kami.

Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu karangan Dr James I. Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar