Jumat, 09 Desember 2011

Umat Damai Sejahtera


Kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Yohanes 20:21

Perkataan Yesus pertama kepada para murid-Nya sesudah kematian dan kebangkitan-Nya bukan kecaman, “Mengapa kamu lari? Mengapa kalian mengecewakan-Ku? Kalian memang payah!” Sebaliknya Ia mengucapkan perkataan kasih dan kemurahan, yang menguatkan: “Damai sejahtera bagi kalian!” lalu ia memperlihatkan tangan dan pinggang-Nya. Mengapa? Tentu untuk penunjukan jatidiri-Nya, sebab di tangan itu terdapat bekas lubang paku dan di pinggang terdapat luka karena tusukan lembing.

            Tetapi ada alasan lain mengapa Ia memperlihatkan bekas luka-Nya. Ia ingin mengingatkan mereka tentang salib dan apa yang telah Ia dapatkan untuk mereka di salib. Pertama adalah damai dengan Allah, tetapi dari situ mengalir banyak hal lainnya. Sekali orang mengenal bahwa Allah telah mengampuni dan menerima dia serta akan memeliharanya tetap benar sampai akhir hidupnya lalu menerimanya di surga untuk bersama Tuhan selamanya, ia akan menikmati damai dengan dirinya sendiri (jika Allah telah mengampuni Anda, Anda harus mengampuni diri Anda!), dan ia dapat berdamai juga dengan situasinya. Ini akan menuntun ke damai dengan sesama. Sebab terdalam ketegangan antar manusia ialah dirinya sendiri kekurangan damai. Kita menjelekkan dan merusak orang lain sebab kita merasa tidak aman dan tidak puas dengan diri sendiri. Ketika Yesus memberi damai di hati, sikap kita kepada orang lain berubah total.

            Ketika Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai” (Mat. 8:9) maksudnya ialah: Berbahagialah orang yang berusaha untuk membawa damai Kristus ke dalam dunia yang pecah melalui perbuatan dan perkataannya pada setiap tingkatan kehidupannya. Yesus membawa damai dari Allah kepada kita supaya kita boleh berbagi damai itu dengan orang lain.

Ketika orang mengecewakanku, apakah perkataanku pertama kepada mereka adalah kecaman atau kasih? Apa reaksi yang akan dihasilkan oleh masing-masing kata itu?

Tuhan, apakah aku/gerejaku bersalah dalam mengatakan, “Damai, damai,” padahal tidak ada damai (Yer. 6:14)?

Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu - oleh Dr. James I. Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar