Kamis, 15 Desember 2011

Gereja dalam Perjanjian Baru

Kamulah… umat kepunyaan Allah sendiri.

1 Petrus 2:9



Ketika Kristus datang, konsep Perjanjian Lama tentang gereja tidak dihancurkan tetapi digenapi. Kristus, pengantara perjanjian, adalah penghubung antara dispensasi Musa dan Kristen. Perjanjian Baru melukiskan Dia sebagai Israel sejati, hamba Allah yang di dalam-Nya sejarah bangsa yang dipimpin Allah itu dirangkumkan dan disempurnakan, dan juga sebagai benih Abraham yang di dalamnya semua bangsa di bumi ini mendapatkan berkat. Melalui kematian-Nya yang menyelamatkan, yang menyingkirkan untuk selamanya pelayanan pemberian kurban-kurban, orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi di dalam Dia menjadi umat Allah. Baptisan, tanda inisiasi Perjanjian Baru yang setara dengan sunat, terutama menunjuk kepada kesatuan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya – satu-satunya jalan masuk ke dalam gereja.

            Jadi, gereja Perjanjian Baru memiliki Abraham sebagai bapanya, Yerusalem sebagai ibunya dan tempat menyembah, dan Perjanjian Lama sebagai Alkitabnya.

            Ide Perjanjian Baru tentang gereja dicapai dengan membangun di atas gagasan tentang umat perjanjian, yaitu pemikiran selanjutnya bahwa gereja adalah kumpulan orang-orang yang berbagian dalam pembaruan bersifat penebusan atas ciptaan yang dirusak dosa yang dimulai ketika Yesus bangkit dari kematian. Sebagaimana orang beriman perseorangan adalah ciptaan baru dalam Kristus, yang dibangkitkan bersama-Nya dari kematian ke dalam kehidupan, dimiliki dan dipimpin oleh Roh Kudus pemberi hidup, demikian pun gereja secara keseluruhan.



Jika seseorang menanyakan Anda dasar alkitabiah dari definisi tentang gereja, dapatkah Anda menunjukkan rujukan Alkitabnya? Akrabkanlah diri Anda dengan ayat-ayat itu.

Tuhan, apakah aku / gerejaku cukup ambil bagian dalam pembaruan penyelamatan atas ciptaan yang rusak oleh dosa?

Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu oleh Dr. James I. Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar