Sabtu, 10 Desember 2011

ISTIRAHAT > Waktu Senggang


ISTIRAHAT MELAMPAUI WAKTU SENGGANG

 
William Wilberforce --seorang Kristen yang taat-- adalah anggota Parlemen Inggris pada awal abad sembilan belas. Sebagai seorang politikus ia dikenal karena kepemimpinannya yang gigih meyakinkan Parlemen untuk mengeluarkan keputusan historis, menjadikan perbudakan sebagai pelanggaran hukum dalam Kerajaan Inggris. Itu bukan prestasi kecil. Kenyataannya, itu mungkin adalah salah satu tindakan kenegarawanan terbesar dan terberani dalam sejarah demokrasi.

            Perlu dua puluh tahun untuk Wilberforce menyusun koalisi para pembuat hukum yang akhirnya mengeluarkan keputusan anti perbudakan. Hal itu memerlukan dokumentasi rinci tentang ketidakadilan dan kekejaman perbudakan, mendorong para pembuat hukum yang tidak ingin mengganggu para perusahaan besar, dan berdiri kokoh melawan sekelompok lawan politik yang ingin melihat Wilberforce jatuh.

            Kekuatan spiritual dan keberanian moral Wilberforce pasti luar biasa besar. Kita belajar sesuatu tentang sumber kekuatan dan keberanian itu dari insiden yang terjadi pada 1801, beberapa tahun sebelum hukum anti perbudakan dikeluarkan.

 
           Lord Addington telah memimpin partainya menjadi berkuasa, dan sebagai perdana menteri baru ia harus mulai membentuk kabinet barunya. Isu sentral Inggris masa itu adalah damai. Napoleon tengah menteror Eropa, dan keprihatinan saat itu ialah apakah Inggris harus terlibat perang atau tidak. Wilberforce dikabarkan sebagai kandidat bagi kedudukan dalam kabinet, dan karena polesi damai ia merasa dirinya sangat terdorong untuk memperoleh pengangkatan itu. Garth Lean, salah seorang penulis biografi Wilberforce di kemudian hari, menceritakan kisah itu.

  • Tidak perlu lama untuk Wilberforce menjadi terserap dengan kemungkinan pengangkatan itu. Berhari-hari hal itu menggenggam pikirannya, menyingkirkan segala hal lainnya. Dari pengakuannya sendiri, ia mengalami “bangkitnya ambisi,” dan itu melumpuhkan jiwanya.

             Namun dalam hidup Wilberforce terdapat disiplin cek dan balans, dan dalam situasi khusus itu kebiasaan rutin tersebut menjadi tidak terelakkan. Sebagaimana yang Lean katakan, “Hari minggu membawa pemulihan.” Sebab tiap minggu dalam dunia pribadi Wilberforce tiba saat teratur ia beristirahat.

            Jurnal politikus Kristen itu sendiri yang paling baik menceritakan hal ini. Di akhir minggu yang penuh fantasi liar dan pencobaan untuk mendapatkan posisi politik itu, ia menulis: “Terpujilah Allah untuk hari istirahat dan pekerjaan religius yang di dalamnya hal-hal bumiah mengambil ukuran sejatinya. Ambisi dikerdilkan” (cetak miring ditambahkan).

            Cek dan balans Wilberforce terhadap kesibukan hidup adalah Sabat; ia telah sampai kepada pengertian tentang istirahat sejati. Wilberforce telah menemukan bahwa orang yang membangun suatu bagian waktu untuk istirahat Sabat secara teratur, sangat mungkin akan membuat seluruh hidup ada dalam pespektif yang tepat dan bebas dari kelelahan dan keruntuhan mental.

Dikutip dari Buku Menata Dunia Pribadi Meniti Sukses Sejati  oleh Gordon MacDonald
Info: 0812-270-24-870; waskitapublishing@gmail.com
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar