Rabu, 14 Desember 2011

Gereja dalam Perjanjian Lama

Firman Allah: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
2 Korintus 6:16
 

Gereja bukan sekadar suatu fenomena  Perjanjian Baru. Gereja Perjanjian Baru adalah kelanjutan historis dari Israel Perjanjian Lama. Dasar kehidupan gereja dalam kedua Perjanjian adalah perjanjian yang Allah buat dengan Abraham. Ia membentangkan perjanjian ini dalam Kejadian 17.

            Allah mencanangkan relasi perjanjian ini sebagai suatu yang bersifat korporat, yang meluas ke keluarga Abraham dari generasi ke generasi. Jadi perjanjian itu menciptakan suatu komunitas yang permanen. Kedua, relasi itu adalah suatu kebaikan yang dijanjikan (kebaikan aktif) di pihak Allah. Allahlah yang ingin memberikan keturunan Abraham tanah Kanaan dan membebaskan mereka dari tawanan di Mesir (Kej. 15:13-21). Ketiga, sasaran relasi itu adalah persekutuan antara Allah dan umat-Nya. Keempat, perjanjian itu diteguhkan oleh pelembagaan suatu tanda – yaitu suatu upacara inisiasi dalam bentuk sunat.

            Kemudian, melalui Musa Allah memberikan umatNya hukum untuk hidup mereka dan bentuk penyembahan yang sah. Juga ia berulang kali bicara kepada mereka melalui para nabi-Nya tentang pengharapan mulia yang akan digenapi ketika Mesias datang.

            Dengan demikian muncullah gagasan alkitabiah tentang gereja sebagai umat perjanjian Allah – suatu keluarga tertebus, yang ditandai oleh tanda perjanjian yang telah mereka terima – yaitu secara aktif menyembah dan melayani Dia sesuai kehendak-Nya yang telah Ia nyatakan, menghidupi persekutuan dengan Dia dan dengan satu sama lain, berjalan dalam iman kepada janji-janji-Nya, dan menyongsong kedatangan kerajaan mesianis yang mulia itu.


Apakah yang dua gambaran utama alkitabiah tentang relasi perjanjian antara Allah dan umat-Nya ingin bukakan?

Engkaulah Allah kami (ku) dan kami (aku termasuk di dalamnya) adalah umat-Mu. Seberapa sering Anda menyebut ini kepada Allah?

Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu oleh Dr James I Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar