Rabu, 07 Desember 2011

Umat Allah

Kamu… dahulu bukan umat Allah, tetapi… sekarang telah menjadi umat-Nya.
1 Petrus 2:10

Dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa dan manusia terasing baik dari Allah maupun dari sesama, Allah telah bertindak untuk menciptakan bagi diri-Nya suatu umat yang baru yang hidup dengan-Nya dan dengan sesamanya dalam suatu persekutuan perjanjian kasih dan kesetiaan.

            Pertama, Ia membuat perjanjian dengan Abraham dan keturunannya – mengikat diri-Nya untuk memberkati mereka dan mengikat mereka untuk menyembah dan melayani Dia. Kemudian hari ketika Ia membawa keturunan Abraham keluar dari Mesir, Ia memperbarui perjanjian dan memberikan untuk mereka, Hukum yang memperlihatkan perilaku apa yang menyukakan dan tidak menyukakan Dia, juga suatu sistem yang berintikan kurban, yang melaluinya dosa dapat disingkirkan dan persekutuan dengan-Nya dimungkinkan,

            Ketika Israel jatuh ke dalam ketidaksetiaan, muncul lagi pola tindakan ilahi yang sama – hukuman atas semua, diikuti oleh pembebasan dan pembaruan untuk sisa yang setia.

            Ketika Kristus datang untuk menciptakan suatu relasi perjanjian yang baru dan lebih kaya melalui kurban imamat oleh diri-Nya sendiri, Israel menolak pelayanan-Nya. Waktu itu, Ia sendirilah Israel sejati, sisa yang setia. Dalam Dia Israel Allah terwujud dari para pemercaya, yaitu orang Yahudi dan asal kafir yang bersama menjadi warga kerajaan, para carang dari pokok zaitun yang sejati dan para saudara dalam satu keluarga. Dengan demikian pemulihan dengan Allah dan satu kepada lain mengganti keterasingan yang ada sebelumnya. Di surga gereja akan tetap sebagai satu kota, keluarga, kawanan bersama.


Pernahkah Anda berpikir tentang gereja Anda (sebagaimana dalam Efs. 3:10) sebagai peragaan hikmat Allah untuk ditonton oleh para malaikat?

Tuhan, janganlah kami surut dari dikenal dan diperlakukan sebagai umat-Mu.

Dari buku Bapa Surgawi Mengasihimu - oleh Dr. James I. Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar