Sabtu, 07 Januari 2012

Kelancangan

Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku!
Mazmur 19:13


“Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit” (Kej. 11:4). Perkataan itu bukan menyingkapkan pencapaian mereka tetapi maksud tersembunyi, yaitu sikap “kami dapat melakukan apa saja” sampai Allah memukul mereka dengan kekacauan linguistik. Orang Yunani menyebut sikap itu hubris, manusia meninggikan dirinya; Agustinus menyebut itu kesombongan (Latin: superbia), yaitu dorongan untuk melebihi apa saja, termasuk Allah sekali pun.

            Sebagai seorang penulis, sebagian tugas saya ialah memeriksa dunia keilmuan, untuk menemukan apa yang berguna untuk diketahui oleh pemikiran awam. Jika saya ambil jalan gampang, melupakan penelitian saya, dan bergantung pada keahlian bahasa untuk menutupi fakta bahwa saya tidak memiliki bahan untuk disampaikan, saya mengkhianati pelayanan saya dan menunjukkan sikap lancang dan sok.

            Mungkin Allah memanggil Anda untuk berkhotbah atau berceramah dan memberikan Anda karunia “ngobrol.” Ingatlah bahwa Anda bisa tergoda untuk lancang dan sombong, mengandalkan kompetensi Anda saja. Sebagian pengkhotbah merasa sekali mereka telah menguasai teknik bicara di hadapan umum, mereka dapat melakukan itu tanpa harus membuat persiapan dan tentu itu mengakibatkan apa yang mereka sampaikan makin hari makin tidak berisi. Barangkali orang lain mengatakan bahwa ia seorang pembicara berkarisma dan spontanitas penyampaiannya menghidupkan suasana sampai ia menyimpulkan tidak perlu lagi melakukan PR mereka. Tetapi apa yang kita sampaikan kepada umat Allah dalam nama Allah, kita sampaikan kepada Allah sendiri. Maka kita perlu dibebaskan dari kelancangan dan ilusi serta memberikan yang terbaik bagi-Nya (Ul. 17:1).


Apakah sikapku selalu berusaha menyiapkan yang terbaik karena melihat apa yang kubuat intinya ditujukan kepada Allah sendiri?

Bapa, sadarkan aku jika aku merasa sangat bijak dan cekatan melakukan apa saja.
Dikutip dari Bapa Surgawi Mengasihimu - karangan Dr James I Packer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar